Saya tidak menulis
buku ini karena sudah tahu segalanya. Saya tidak menulis ini karena merasa
sudah selesai dengan hidup. Saya menulis ini justru karena saya masih terus
berjalan. Masih sering ragu. Masih bertanya. Masih belajar menerima hal-hal
yang tidak bisa saya kendalikan.
Buku ini lahir dari
hari-hari biasa. Dari kelelahan yang pelan. Dari percakapan diam dengan diri
sendiri. Dari langkah-langkah kecil yang saya ambil, meski tidak tahu pasti ke
mana arahnya.
Dan saya tahu,
mungkin kamu juga sedang ada di tempat yang sama. Tempat di mana semuanya belum
jelas. Tempat di mana kamu tidak sedang hancur, tapi juga belum utuh. Tempat di
mana kamu tetap hadir, meski tidak tahu harus bicara apa.
Kalau iya, saya
menulis ini untuk menemani. Bukan untuk memberi jawaban. Tapi untuk bilang, kamu tidak sendirian.
Saya tidak ingin
menutup buku ini dengan kesimpulan. Karena hidup tidak bisa disimpulkan. Ia
tidak bekerja dengan alur yang lurus. Tidak semua hal harus diberi makna besar.
Kadang kita hanya perlu diam, dan membiarkan hidup mengalir.
Saya hanya ingin
menyampaikan satu hal: apa pun yang sedang kamu jalani sekarang, itu tetap
berarti. Meski pelan. Meski tidak terlihat. Meski belum selesai.
Yang penting, kamu
masih ada. Masih mau mencoba. Masih memilih untuk berjalan, hari ini.
Buku ini selesai, tapi
perjalanan kita belum. Dan mudah-mudahan, apa pun bentuknya, kita tetap bisa
hidup dengan cara yang tenang dan jujur.
Bukan untuk jadi
hebat. Bukan untuk membuktikan apa pun. Tapi cukup untuk tahu, bahwa kita
sedang hidup dan kita sedang berjalan satu hari dalam satu waktu.
Setiap
orang punya cara sendiri dalam menjalani hidup. Ada yang cepat, ada yang pelan.
Ada yang penuh rencana, ada yang mencoba satu hari dulu, lalu lihat lagi besok.
Saya
termasuk yang kedua. Bukan karena tidak punya arah, tapi karena hidup sering
berjalan tidak seperti yang saya pikirkan. Dan dari semua fase yang saya
lewati, saya belajar satu hal penting: bahwa hadir, dengan jujur dan tenang, jauh lebih bermakna daripada terlihat
berhasil.
Buku ini
lahir dari keinginan sederhana untuk mencatat proses. Proses menerima kenyataan
bahwa hidup tidak harus selalu dipahami. Bahwa luka tidak selalu harus
disembuhkan. Bahwa tujuan bukan satu-satunya alasan untuk terus jalan.
Saya
tidak menulis buku ini untuk memberi nasihat. Saya juga tidak menulis sebagai orang yang sudah selesai menjalani semua hal. Saya
menulis karena saya ingin menemani. Siapa pun yang sedang merasa lelah,
bingung, atau diam-diam sedang bertahan.
Dan kalau
ada satu dua bagian dalam buku ini yang bisa membuat kamu merasa sedikit lebih
dilihat, atau sedikit lebih tenang, maka itu sudah cukup.
Terima
kasih sudah membuka halaman ini. Selamat membaca pelan-pelan, seperti hidup
yang tidak harus selalu tergesa.
Download Ceritanya 👉 Disini
0 Comments