BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan
pembahasan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil, yaitu:
1. Menurut metode EOQ, jumlah pemesanan ekonomis tepung
terigu yang harus dipesan untuk tiap kali pesan pada tahun 2015, yaitu 366
kilogram. Titik pemesanan kembali tepung terigu (reorder point), yaitu saat persediaan tersisa 10 kilogram, dan
jumlah persediaan antisipasi tepung (safety
stock) terigu adalah 2 kilogram. Sedangkan
yang selama ini perusahaan terapkan yaitu, pemesanan setiap kali pesan adalah
200 kilogram. Perusahaan belum menetepakan titik pemesanan kembali dan
persediaan antisipasi.
2. Menurut metode EOQ, jumlah pemesanan ekonomis telur
yang harus dipesan untuk tiap kali pesan pada tahun 2015, yaitu 4.274 butir.
Titik pemesanan kembali (reorder point)
telur, yaitu saat persediaan tersisa 400 butir, dan jumlah persediaan
antisipasi (safety stock) telur
adalah 100 butir. Sedangkan yang selama ini perusahaan terapkan yaitu,
pemesanan setiap kali pesan adalah 3.000 butir telur. Perusahaan belum
menetepakan titik pemesanan kembali dan persediaan antisipasi.
3. Dari perhitungan-perhitungan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa hasil perhitungan dengan menggunakan metode yang digunakan
oleh perusahaan untuk biaya persediaan tepung terigu adalah sebesar Rp
11.433.142. Sedangkan hasil perhitungan dengan menggunakan metode EOQ adalah
sebesar Rp 5.496.424. Dari total biaya tersebut, terdapat selisih sebesar Rp,
Rp 5.936.718, yang merupakan penghematan biaya persediaan tepung terigu sebesar
52 % bagi perusahaan jika perusahaan menggunakan metode EOQ dalam hal manajemen
persediaan tepung terigu.
4. Dari perhitungan-perhitungan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa hasil perhitungan dengan menggunakan metode yang digunakan
oleh perusahaan untuk biaya persediaan telur adalah sebesar Rp 27.976.736. Sedangkan hasil perhitungan dengan menggunakan
metode EOQ adalah sebesar Rp 18.091.964. Dari total biaya tersebut, terdapat
selisih sebesar Rp 9.884.772, yang merupakan penghematan biaya persediaan telur
sebesar 35 % bagi perusahaan jika perusahaan menggunakan metode EOQ dalam hal
manajemen persediaan telur.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di
atas, maka penelitian ini dapat memberikan saran kepada perusahaan yang dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan.
1. Perusahaan sebaiknya meninjau kembali kebijakan
persediaan bahan baku yang selama ini telah dilakukan perusahaan yaitu dengan
menerapkan perhitungan EOQ untuk pemesanan yang lebih efektif dan efisien
sehingga dapat meminimalisir biaya-biaya yang berhubungan dengan persediaan
tepung terigu dan telur.
2.
Perusahaan
sebaiknya juga menentukan besarnya persediaan pengaman (Safety Stock), titik pemesanan kembali (Reorder Point) untuk menghindari resiko kehabisan tepung terigu
ataupun telur sehingga dapat meminimalisasi biaya persediaan bagi perusahaan.
Dengan menggunakan metode EOQ, maka perusahaan dapat mengatasi kekurangan
persediaan bahan baku yang selama ini menjadi masalah bagi perusahaan.
Africya, Vonny (2010). Economic
Order Quantity (EOQ) dan Reorder Point (ROP) Dalam Meminimalkan Biaya dan
Memaksimalkan Keuntungan pada PT Kimia Farma Trading and Distribution:
Laporan Proyek Akhir. Pekanbaru: Politeknik Caltex Riau.
Anggoro, Arie P. (2013). Analisis Perencanaan dan Pengendalian
Persediaan Bahan Baku pada Bobo Bakery: Laporan Proyek Akhir. Pekanbaru:
Politeknik Caltex Riau.
Carter, William K. 2009, Akuntansi
Biaya Jilid 1, Edisi ke-14. Jakarta : Salemba Empat.
Cristina, Ellen dan Muhammad
Fuad. 2007. Anggaran Perusahaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Hadi, Syamsul. 2006. Metedologi
Penelitian Kuantitatif untuk Akuntansi dan Keuangan. Yogyakarta: Ekonisia.
Hansen, Don R. dan Mowen,
Maryanne M.
2007. Managerial Accounting, Eighth
Editon. Southern: Thomson Higher Eduaction.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2012. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.
Jakarta: Salemba Empat.
Nafarin,
Muhammad. 2007. Penganggaran Perusahaan, Edisi Ketiga. Jakarta:
Salemba Empat.
Nasution, Arman H. dan
Prasetyawan, Yudha. 2008. Perencanaan dan Pengendalian Produksi.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Rangkuti, Freddy. 2007. Manajemen
Persediaan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Reeve, James M., Warren, Carl.S.,
dan Duchac, Jonathan E. 2009. Penerjemah Damayanti Dian. Pengantar Akuntansi
(Adaptasi Indonesia). Jakarta: Salemba Empat.
Ristono, Agus. 2009. Manajemen
Persediaan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sofyan,
Diana Khairani. 2013. Perencanaan & Pengendalian Produksi.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono.
2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Sunyoto,
Danang. 2012. Budgeting Perusahaan. Yogyakarta: Center for Academic
Publishing Service.
Sunyoto,
Danang. 2012. Dasar-dasar Manajemen Pemasaran Konsep, Strategi, Dan Kasus. Yogyakarta:
Center for Academic Publishing Service.
Syamsuddin, Lukman. 2009. Manajemen
Keuangan Perusahaan. Jakarta: Rajawali Pers.
LINK DOWNLOAD
Format MSWord
http://www.mediafire.com/view/7d3sb3q92cha0ce/Laporan%20MSWORD.docx
Format PDF
http://www.mediafire.com/view/zc3d6ufptau5x1y/Laporan%20PDF.pdf
No comments:
Post a Comment