31 October 2019

ANALISIS PENGARUH CURRENT RATIO, RETURN ON INVESTMENT, TOTAL ASSET TURN OVER, DEBT TO ASSET DAN EARNING PER SHARE TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2015-2017


ANALISIS PENGARUH CURRENT RATIO, RETURN ON INVESTMENT, TOTAL ASSET TURN OVER, DEBT TO ASSET DAN EARNING PER SHARE TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2015-2017

M. ASPI YUWANDA
Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11530
Telp (62-21) 535 0660 Fax (62-21) 535 0644 aspiyuwanda@hotmail.com

ABSTRAK
The research objective is to examine the effect of the current ratio, return on investment, total asset turnover, debt to assets and earnings per share to the dividend payout ratio in manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange. The research sample was selected using a purposive sampling technique in manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange that had met the established criteria. The data collection method used is the observation method. The results of the research achieved are that the current ratio variable does not affect the dividend payout ratio. The variable return on investment has no effect on the dividend payout ratio. The variable total asset turn over does not affect the dividend payout ratio. The debt to asset variable has no effect on the dividend payout ratio. The earning per share variable has no effect on the dividend payout ratio. (MAY)

Keywords : Current ratio (CR), Return on investment (ROI), Total asset turn over (TATO), Debt to asset (DTA), Earning per share (EPS), Dividend Payout Ratio (DPR).

ABSTRAK

Tujuan penelitan adalah menguji pengaruh current ratio, return on investment, total assets turn over, debt to asset dan earning per share terhadap dividend payout ratio pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel penelitian dipilih menggunakan teknik purposive sampling pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang telah memenuhi kriteria yang sudah ditetapkan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi. Hasil peneltian yang dicapai adalah variabel current ratio tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio. Varibael return on investment tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio. Variabel total asset turn over tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio. Variabel debt to asset tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio. Variabel earning per share tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio. (MAY)
Kata Kunci : Current ratio (CR), Return on investment (ROI), Total asset turn over (TATO), Debt to asset (DTA), Earning per share (EPS), Dividend Payout Ratio (DPR).

PENDAHULUAN
Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak cara. Salah satunya dengan mengetahui tingkat perkembangan dunia pasar modal dan industri-industri sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal merupaan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang dalam bentuk ekuitas dan hutang yang jatuh tempo lebih dari satu tahun. Pembayaran dividend merupakan salah satu cara untuk mengembalikan keuntungan perusahaan kepada pemegang saham. Besarnya nilai dividend yang akan diterima pemegang saham sangat tergantung pada kebijakan dividend yang bersangkutan. Bagi perusahaan, informasi yang terkandung dalam dividend payout ratio (DPR) digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan jumlah pembagian dividend. Dari sisi emiten, kebijakan perusahaan akan membagikan dividend atau tidak, atau seberapa besar dividend yang dibagikan sangat penting diperhatikan karena mempengaruhi peniliaian investor. Proporsi laba bersih untuk dividend yang ditetapkan pada jumlah tinggi dapat menyebabkan penurunan sumber dana internal. Hal ini membuat perusahaan harus mencari sumber dana dari luar yang notabene memiliki biaya tinggi jika perusahaan akan melakukan ekspansi. Begitu pula sebaliknya, apabila proporsi laba bersih yang dibagikan dalam bentuk dividend lebih kecil, maka sumber dana internal yang dimiliki perusaaan menjadi tinggi. Dengan demikian, perusahaan hanya menanggung biaya yang rendah jika ingin berekspansi. Pertimbangan atas faktor-faktor semacam itu sering dihadapi perusahaan dalam menentukan kebijakan divden payout ratio yang optimal. Kebijakan dividend yang optimal perlu diperhatian karena dapat menciptakan keseimabangan antara dividend saat ini dan pertumbuhan di masa yang depan yang memaksimumkan harga saham. Semakin besar peluang investasi perusahaan, maka akan semakin kecil tingkat pembayaran dividend seperti yang disebutkanPenelitian yang dilakukan oleh Yudhi (2013) mengungkapkan bahwa Earning per share, Return on investment dan Debt to asset berpengaruh terhadap dividend tunai sedangkan Current ratio tidak. Sedangkan penelitan yang dilakukan oleh Amyas (2014) mengungkapkan bahwa Quick Ratio, Earning per share dan Return on investment secara bersamaan dan parsial berpengaruh terhadap dividend kas. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tidak semuanya membagikan dividend kepada para pemegang sahamnya, baik  itu dalam dividend payout ratio maupun dividend saham. Hal tersebut disebabkan karena adanya pertimbangan-pertimbangan yang berbeda dalam membuat keputusan kebijakan dan pembayaran dividend dalam setiap perusahaan.  Dalam penelitian ini difokuskan kepada Current ratio (CR), Return on investment (ROI), Total Assets Turn Over (TATO), Debt to assets (DTA) dan Earning per share (EPS) yang dianggap berpengaruh terhadap Dividend payout ratio. Dividend merupakan pembayaran yang diberikan kepada pemilik perusahaan atau pemegang saham atas modal yang mereka tanamkan di dalam perusahaan. Dalam hubunganya dengan jumlah pajak yang dibayarkan, maka pembayaran dividend berbeda dengan pembayaran bunga karena dividend tidak dapat mengurangi jumlah pajak yang dibayar oleh perusahaan (Syamsuddin, 2013). Kebijakan dividend adalah persentase laba yang dibayarkan kepada para pemegang saham dalam bentuk dividend payout ratio, penjagaan stabilitas dividend dari waktu ke waktu, pembagian dividend saham dan pembelian kembali saham. Kebijakan dividend menyangkut tentang masalah penggunaan laba yang menjadi hak para pemegang saham. Pada dasarnya, laba tersebut bisa dibagi sebagai dividend atau ditahan untuk diinvestasikan kembali (Harmono, 2014).


METODE PENELITIAN
Metode pengumpulan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan beberapa informasi tentang data dan fakta yang berhubungan dengan masalah dan tujuan penelitian, baik dari sumber dokumen yang dipublikasikan maupun dokumen yang tidak dipublikasikan, buku-buku, jurnal ilmiah, website dan lain-lain.  Data tersebut diambil dengan cara mengumpulkan data dan menghimpun informasi lalu kemudian mempelajari dokumen tersebut. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia. Selain itu peneliti juga menggunakan metode studi pustaka yaitu suatu cara memperoleh data dengan membaca dan mempelajari artikel, jurnal, bukubuku atau literatur lain yang berhubungan dengan masalah yang dibahas dalam lingkup penelitian ini.  Selain itu juga dilakukan metode observasi. Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan pengamatan langsung dan pencatatan secara sistematis terhadap obyek yang akan diteliti. Observasi dilakukan oleh peneliti dengan cara pengamatan dari laporan keuangan dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metode analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan perhitungan statistik, yaitu menggunakan E-Views 10.

HASIL DAN BAHASAN
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan melakukan pengujian statistik terhadap data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia dan Factbook IDX atau Indonesia Stock Exchange. Bursa Efek Indonesia adalah bursa efek yang yang menyediakan Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Bursa Efek Indonesia juga menyediakan semua informasi yang berhubungan dengan saham seperti harga saham, lembar saham dan lainnya. Variabel x atau variabel dependen untuk yaitu current ratio, return on investment, total asset turn over, debt to asset dan earning per share akan diteliti untuk melihat pengaruhnya terhadap variabel y atau variabel dependen yaitu dividend payout ratio.   
Uji Normalitas
Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui, bahwa uji t dan F mengasumsi nilai residual mengikuti distribusi normal. Menurut Ghozali (2017) jika asumsi ini tidak terpenuhi maka hasil uji statistik menjadi tidak valid khususnya untuk ukuran sampel kecil. Terdapat dua cara mendeteksi apakah residual memiliki distribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Analisis grafik merupakan cara termudah tetapi bisa menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Oleh karena lebih ditekankan pada pengujian secara formal dalam meganalisis asumsi normalitas residual. Berikut adalah Hasil Output Uji Normalitas:
Diagram 4. 1 Uji Normalitas
Sumber : Pengolahan data dengan Eviews 10

Keputusan terdistribusi normal tidaknya residual secara sederhana dengan membandingkan nilai Probabilitas Jarque-Bera hitung dengan tingkat Alpha. Nilai dari dari Jarque-Bera sebesar 299.1650 dengan probabilitas 0.000000. Sehingga dapat dibaca, bahwa Probabilitas dari Jarque-Bera sebesar 0.000000 lebih kecil dari Alpha 0.05. Artinya bahwa residual tidak terdistribusi normal, sehingga uji normalitas dapat tidak diterima.

Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Dalam model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas atau independen. Menurut Ghozali (2017) Untuk melihat apakah ada kolinearitas dalam penelitian ini, maka akan dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor multikolinearitas atau disingkat VIF.
Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai I yang rendah sama dengan nilai variance inflation factor multikolinearitas atau disingkat VIF tinggi karena VIF = 1/tolerance. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10.
Dibawah ini adalah Output matriks korelasi yaitu:
Tabel 1 Uji Korelasi
Sumber : Pengolahan data dengan Eviews 10
Hasil centered Variace Inflation Factor Multikolinearitas atau disingkat VIF harus lebih kecil dari 10 apabila lebih besar maka dapat dikatakan bahwa data yang diuji masih memiliki masalah multikolinearitas. Berdasarkan hasil uji pada Tabel 1 dapat dikatakan bahwa model regresi ini tidak terjadi masalah multikolinearitas dan juga tidak terdapat hubungan antar variabel independen. 

Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residu satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas.
Untuk menguji ada tidaknya gangguan keterokedastisitas dapat dilihat melalui pola diagram pencar (scatterplot). Jika scatterplot membentukpola tertentu maka regresi mengalami gangguan keterokedastisitas. Sebaliknya jika scatterplot tidak membentuk pola tertentu atau menyebar maka regresi tidak mengalami gangguan heterokedastisitas (Ghozali, 2017). Dibawah ini adalah output dari uji heterokedastisitas :
Tabel 2 Uji Heterokedastisitas
Sumber : Pengolahan data dengan Eviews 10
Keputusan terjadi atau tidaknya heteroskedastisitas pada model regresi linear adalah dengan melihat Nilai Prob. F-statistic (F hitung). Apabila nilai Prob. F hitung lebih besar dari tingkat alpha 0,05 (5%) maka H0 diterima yang artinya tidak terjadi heteroskedastisitas, sedangkan apabila nilai Prob. F hitung lebih kecil dari dari tingkat alpha 0,05 (5%) maka H0 ditolak yang artinya terjadi heteroskedastisitas. Nilai Prob. F hitung pada tabel 4.3 diatas sebesar 1,426902 artinya variabel X lebih besar dari alpha 0,05 (5%) maka dapat disimpulkan H1 ditolak dan H0 diterima. Tidak terdapat masalah Heterokedastisitas pada data ini.

Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah ada korelasi antara kesalahn pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi terjadi karena adanya penelitian yang bersangkutan dan berurutan sepanjang waktu. Model regresi yang baik tidak terjadi Autokorelasi.Pengujian ini dapat dilakukan dengan Durbin Watson atau D.W. Berikut adalah output dari data uji autokorelasi :
Tabel 3 Uji Autokorelasi

Sumber : Pengolahan data dengan Eviews 10
Nilai DurbinWatson sudah tertampil pada tabel diatas yang mana nilainya 1.990818. Nilai ini biasa disebut dengan DW hitung. Nilai ini akan dibandingkan dengan kriteria penerimaan atau penolakan yang akan dibuat dengan nilai dL dan dU ditentukan berdasarkan jumlah variabel bebas dalam model regresi (k) dan jumlah sampelnya (n). Nilai dL dan dU dapat dilihat pada Tabel DW dengan tingkat signifikansi (error) 5% (α = 0,05). Jumlah variabel bebas : k = 5. Jumlah sampel : n = 30. Dari tabel Durwin Watson menunjukkan bahwa nilai dL = 1.0706 dan nilai dU = 1.8326 sehingga dapat ditentukan kriteria terjadi atau tidak nya korelasi. DU = 4 – 1.8326 adalah 2.1675 dan DL = 4 – 1.0706 adalah 2.9294. Maka nilai DW hitung 1.990818 lebih besar dari  DU dan lebih kecil dari DL yang artinya berada pada daerah tidak ada autokorelasi.

Statistik Deskriptif

Pengertian statistik deskriptif menurut Sugiyono (2016) adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Sugiyono (2016) berpendapat yang termasuk dalam statistik deskriptif antara lain penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean, perhitungan desil, persentil, penyebaran data melalui perhitungan rata-rata, standar deviasi, dan perhitungan persentase.
            Berikut adalah ringkasan data statistik dalam penelitian ini :
Tabel  4 Ringkasan Data Statistik
Variabel
y
x1
x2
x3
x4
x5
Rata-rata
38%
250%
8%
 0,9 Kali
36%
Rp206
Median
29%
227%
6%
 0,7 Kali
33%
Rp89
Sumber :Data Tabulasi Diolah Menggunakan Microsoft Excel 2016
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa dari variabel Y yaitu dividend payout ratio memiliki rata-rata 38 % dan median 29 %. Variabel X1 yaitu current ratio memiliki rata-rata 250 % dan median 227 %. Variabel X2 return on investment memiliki rata-rata 8 % dan median 6 %. Variabel X3 total assets turn over memiliki rata-rata 0,9 kali dan median 0,7 kali. Variabel X4 debt to asset memiliki rata-rata 36 % dan median 33%. Variabel X5 earning per share memiliki rata-rata 206 rupiah dan median 89 rupiah.

Uji Pemilihan Data Panel

Pada penelitian ini, uji pemilihan model data panel dilakukan dengan menggunakan tiga pengujian atau tes yang dapat dijadikan instrumen dalam memilih model regresi data panel yang paling tepat berdasarkan karakteristik data yang dimiliki, yaitu F-Test atau Chow Test dan Hausman Test

Chow Test

Menurut Ghozali (2017) Chow test adalah alat untuk menguji test for equality of coefficients atau uji kesamaan koefisien dan tes ini ditemukan oleh Gregory Chow. Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan common effects model dengan fixed effects model untuk mengetahui model yang paling tepat yang nantinya akan digunakan dalam regresi data panel dengan hipotesis sebagai berikut.
H0: common effects model
H1: fixed effects model

Dasar pengambilan kesimpulan dalam uji ini adalah:
a.         Apabila nilai Pvalue < 0.05, maka H0 ditolak yang berarti fixed effects model
lebih baik untuk digunakan.
b.         Apabila nilai Pvalue > 0.05, maka H0 diterima yang berarti common effects
model lebih baik untuk digunakan. Berikut ini adalah hasil output uji chow test :

Sumber : Pengolahan data dengan Eviews 10
Berdasarkan hasil uji chow diatas, dapat diketahui bahwa nilai p-value Cross-section F adalah 0,0026 sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian ini lebih baik menggunakan model   fixed effect.

Hausman Test

Pengujian Hausman Test dilakukan untuk membandingkan atau memilih model yang terbaik antara fixed effects model dan random effects model. Oleh karena itu, dibuat hipotesis sebagai berikut;
H0: random Effects Model
H1: fixed Effects Model

Dasar pengambilan kesimpulan dalam uji ini adalah:
a.       Apabila nilai Pvalue< 0.05 maka H0 ditolak yang berarti fixed effects model lebih baik untuk digunakan.
b.      Apabila nilai Pvalue> 0.05 maka H0 diterima yang berarti random effects model lebih baik untuk digunakan.
Berikut ini adalah hasil output Uji Hausman :
Tabel  5 Uji Hausman Test
Sumber : Pengolahan data dengan Eviews 10
Berdasarkan hasil uji Hausman diatas, dapat diketahui bahwa nilai probabilitas adalah sebesar 0.0073  yaitu lebih kecil dari 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian ini lebih baik menggunakan model fixed effect.

Analisis Regresi Data Panel

Setelah melakukan Uji Chow, Uji Hausman untuk menentukkan model yang cocok dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa model yang digunakan adalah fixed effect.  Berikut adalah Hasil Uji Pemilihan Model:
Tabel  6 Uji Pemilihan Model
Uji
Hipotesis
Statistik
Prob Value
Kesimpulan
Uji  F
H0  = model common effect
Model fixed effect lebih baik digunakan dari  common  effect
(Chow)
H1 = model fixed
2.401.204
0.0026
effect
Uji
H0 =  model Random effect
Fixed effect model lebih baik digunakan dari Random Effect model
Hausman
H1  =  model
15.836.895
0.00073
Fixed effect
Sumber: Data Tabulasi Eviews 10

Berikut adalah hasil analisis regresi data panel menggunakan fixed effect yang diperoleh dalam program Eviews versi 10 :
Tabel  7 Uji Fixed Effect
Sumber: Pengolahan data dengan Eviews 10

Uji Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan-pernyataan yang menggambarkan suatu hubungan antara dua variabel yang berkaitan dengan suatu kasus tertentu dan merupakan anggapan sementara yang perlu diuji dengan benar atau tidak benar tentang dugaan dalam suatu penelitian serta memiliki manfaat bagi proses penelitian agar efektif dan efisien. Hipotesis merupakan asumsi atau dugaan mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal tersebut dan dituntut untuk melakukan pengecekkannya. Jika asumsi atau dugaan tersebut dikhususkan mengenai populasi, umumnya mengenai nilai-nilai parameter populasi, maka hipotesis itu disebut dengan hipotesis statistik.

Uji Statistik F

Uji F dilakukan untuk mengetahui signifikansi pengaruh antara variabel independen dan variabel dependen secara simultan atau bersamasama (Ghozali, 2016). Berdasarkan hasil regresi data panel diperoleh hasil dari uji F setiap variabel independen yang berpengaruh terhadap variabel dependen, yaitu nilai dari probability atau F-Statistic sebesar 0.000000 yaitu lebih kecil dari 0.05. Sehingga dalam penelitian ini variabel independen Current ratio, Return on investment, Total Assets Turn Over, Debt to asset dan Earning per share secar simultan atau bersama-sama memiliki pengaruh terhadap Dividend payout ratio.

Analisis Persamaan Regresi Linear Berganda

Berdasarkan hasil analisis regresi data panel fixed effect diatas, maka persamaan model regresi linear berganda tersebut adalah:
DPR = 0.742158 + -0.012857 cr  + -2.573113 roi + 0.096821 tato + -0.127602 dta + -0.000807 eps + e

Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik T)

Model regresi data panel dengan menggunakan Fixed effect dapat dijabarkan dalam uji statistik T atau uji parsial sebagai berikut:
1.      Variabel current ratio (X1) memiliki nilai probabilitas sebesar 0.8088 atau lebih besar dari 0.05 dan signifikansi dengan koefisien -0.012857. Sehingga dapat disimpulkan bahwa current ratio secara parsial tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio.
2.    Varibael return on investment (X2) memiliki nilai probabilitas sebesar 0.1990 atau lebih besar dari 0.05 dan signifikansi dengan koefisien -2.573113. Sehingga dapat disimpulkan bahwa return on investment secara parsial tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio.
3.      Variabel total asset turn over (X3) memiliki nilai probabilitas sebesar 0.7698 atau lebih besar dari 0.05 dan signifikansi 0.096821. Sehingga dapat disimpulkan bahwa total asset turn over secara parsial tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio.
4.      Variabel debt to asset (X4) memiliki nilai probabilitas sebesar 0.8266 atau lebih besar dari 0.05 dan signifikansi 0.127602. Sehingga dapat disimpulkan bahwa total asset turn over secara parsial tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio.
5.      Variabel earning per share (X5) memiliki nilai probabilitas sebesar 0.0694 atau lebih besar dari 0.05 dan signifikansi 0.096821. Sehingga dapat disimpulkan bahwa total asset turn over secara parsial tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio.

Uji Koefisien Determinasi (Adj R2)

Koefisien Determinasi (R2) adalah untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel bebas dalam menjelaskan variasi nilai amat terbatas. Pada penelitian ini yang dilihat dari hasil pengujiannya adalah nilai dari Adjusted R-squared karena nilai ini telah terkoreksi dengan standar error.
Dari perhitungan analisis regresi berganda yang dilihat pada tabel 4.8, diketahui bahwa Adjusted R Square (R2) dari model penelitian adalah 0,33. Hal ini menunjukkan bahwa kontribusi variabel Current ratio, Return on investment, Total asset turn over, Debt to asset dan Earnings Per Share terhadap variabel Dividend payout ratio sebesar 33%. Sedangkan 67% diterangkan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian ini.

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Setelah dilakukan penelitan dan uji statistik, penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa variabel Current ratio, Return on investment, Total asset turn over, Debt to asset dan Earnings Per Share tidak berpengaruh terhadap variabel Dividend payout ratio.

Saran
Penelitian ini berharap dapat menjadi motivasi bagi peneliti lainnya yang tertarik untuk mengembangkan penelitian mengenai  Dividend payout ratio. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya, menambahkan variabel lain yang dapat mempengaruhi Dividend payout ratio Peneliti  yang  akan  datang  sebaiknya  dilakukan  pengujian  lebih  lanjut  dengan  mengambil  sampel  penelitian  yang  lebih  banyak  lagi  cakupannya,  yaitu  dengan  cakupan  tahun  yang  lebih  luas misalnya 5 sampai 10 tahun agar dapat menggambarkan perilaku Dividend payout ratio dalam jangka panjang.

REFRENSI
Ghozali, Imam. (2016). Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23 (Edisi 8). Cetakan ke VIII. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Harmono. (2014). Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard Pendekatan Teori, Kasus dan Riset Bisnis. Edisi 1 cetakan 3. Jakarta. Bumi Aksara.
Syamsuddin. (2013). Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Yudhi Misworo. (2013). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Cash Dividend pada perusahaan go publik di Bursa Efek Indonesia. Universitas Brawijaya.

RIWAYAT PENULIS
M. ASPI YUWANDA lahir di Pulau Gadang Baru pada 12 April 1994. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Akuntansi pada tahun 2019.


Downoad full skripsinya disini .

Terimakasih 

No comments:

Post a Comment