Pengantar
4 postingan ke depan saya akan menuliskan penelitian metode studi kasus laporan proyek akhir ketika menyelesaikan kuliah beberapa waktu yang lalu, semoga bermanfaat bagi yang pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun
perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan,
para pengusaha dihadapkan pada resiko bahwa perusahaannya pada suatu waktu
tidak dapat memenuhi keinginan dari pelanggannya. Hal ini terjadi karena tidak
selamanya persediaan dapat tersedia setiap saat. Akibatnya, pengusaha akan
kehilangan kesempatan memperoleh keuntungan yang seharusnya didapatkan. Oleh
karena itu, persediaan sangat penting untuk setiap perusahaan, baik yang
menghasilkan barang maupun jasa.
Persediaan bahan baku maupun
persediaan barang dagang sebagai elemen utama dari modal kerja merupakan aset
yang selalu dalam keadaan berputar, dimana secara terus menerus mengalami
perubahan. Masalah persediaan merupakan salah satu masalah yang harus
diperhatikan oleh perusahaan manufaktur ataupun perusahaan dagang karena
persediaan memiliki peran yang sangat penting dalam melancarkan kegiatan
operasional perusahaan. Masalah persediaan pada perusahaan manufaktur lebih
rumit daripada masalah persediaan pada perusahaan bukan manufaktur. Hal ini
dikarenakan jenis persediaan pada perusahaan manufaktur lebih banyak jika
dibandingkan dengan jenis persediaan pada perusahaan dagang. Tingkat persediaan
juga memiliki pengaruh secara langsung pada jadwal produksi dan permintaan
konsumen di perusahaan manufaktur. Sebuah usaha dagang maupun manufaktur sering
kali mengalami masalah persediaan, diantaranya persediaan terlalu banyak dan
sebaliknya, persediaannya kurang. Oleh karena itu diperlukan manajemen
persediaan untuk menganalisis tingkat persediaan yang optimum. Agar perencanaan
yang dibuat dapat berjalan secara efektif dan efisien, perlu dilakukan
pengawasan. Pengawasan dapat dilakukan secara fisik dengan menjaga barang tidak
rusak atau dicuri, pengawasan dapat juga dilakukan melalui pemisahan fungsi
antara bagian pemesanan, bagian penerimaan, bagian penyimpanan, bagian
pengiriman dan bagian pencatatan.
Ada beberapa metode manajemen
persediaan, diantaranya yaitu EOQ (Economic Order Quantity) dan JIT (Just in
Time). Menurut Hansen dan Mowen (2007:628), just in Time adalah sistem
manajemen persediaan yang memesan persediaan sesuai dengan kebutuhan pada suatu
waktu saja. Namun, dalam penelitian ini, penulis memilih menggunakan metode EOQ
(Economic Order Quantity). Sebagai
contoh, restoran cepat saji, seperti McDonalds, menggunakan sistem JIT untuk
mengontrol persediaan barang jadi mereka. Ketika seorang pelanggan memesan
hamburger, maka hamburger itu diambil dari rak. Ketika jumlah hamburger mulai
menipis maka juru masak mulai memasak hamburger yang baru. Namun dalam
perusahaan ini tidak dapat diterapkan hal yang demikian, karena perusahaan
berproduksi tidak sesuai dengan pesanan. Menurut Syamsudin (2009:294), dalam
penerapannya, metode EOQ ini mempertimbangkan baik biaya-biaya operasi maupun
biaya-biaya finansial serta menentukan kuantitas pemesanan yang akan
meminimumkan biaya-biaya persediaan secara keseluruhan.
Usaha Bolu Keyla adalah sebuah
perusahaan yang bergerak di bidang industri pembuatan kue bolu yang terletak di
Jalan Purwodadi Gang Cendana – Pekanbaru. Usaha Bolu keyla ini sudah berdiri
sejak tahun 2008. Kegiatan utama usaha ini adalah memproduksi bahan mentah
menjadi barang jadi, yaitu kue bolu.
Persediaan bahan baku yang terdapat di Usaha Bolu Keyla terdiri dari beberapa tepung
terigu dan telur. Sedangkan bahan penolongnya terdiri dari mentega, coklat
bubuk, susu bubuk, susu cair, vanila,
gula, tepung maizena, dan pernis. Dalam penelitian ini, penulis memilih untuk
meneliti objek peresediaan tepung terigu dan telur, karena dua bahan baku
tersebut merupakan bahan baku yang paling sering mengalami kekurangna dan merupakan
bahan baku yang dibeli dalam jumlah besar. Untuk memproduksi sebuah kue bolu,
dibutuhkan 3 ons tepung terigu dan 5 butir telur ayam ras. Berdasarkan
wawancara yang dilakukan penulis dengan pemilik usaha ini, jumlah permintaan
konsumen terhadap kue bolu tidaklah sama setiap harinya, pada hari-hari
tertentu jumlah permintaan meningkat. Peningkatan pemesanan terhadap kue bolu
terjadi setiap akhir pekan, hal ini karena pada setiap akhir pekan banyak
keluarga yang berkumpul dan memesan kue bolu. Namun, usaha bolu keyla ini tidak
memproduksi kue bolu sesuai dengan pemesanan. Produksi harian usaha ini
rata-rata adalah 30 buah kue bolu. Jika permintaan pasar tinggi maka bahan baku
yang dibutuhkan akan meningkat begitu juga sebaliknya.
Dalam melakukan perencanaan
persediaan, Usaha Bolu Keyla berdasarkan pada bahan baku yang telah dipesan
pada pemesanan sebelumnya, apabila persediaan bahan baku yang di pesan sebelumnya
telah habis, maka jumlah bahan baku yang akan di pesan untuk pemesanan
selanjutnya berdasarkan jumlah pemesanan sebelumnya. Sedangkan jumlah penjualan
tidak sama antara bulan-bulan yang lalu dengan bulan ini. Apabila rata-rata
penjualan bulan ini tinggi tetapi penjualan bulan selanjutnya rendah dapat
mengakibatkan bahan baku yang telah dibeli tersimpan lama digudang. Namun,
apabila rata-rata penjualan beberapa bulan yang lalu rendah tetapi penjualan
bulan selanjutnya tinggi akan mengakibatkan bahan baku cepat habis sebelum
waktu pembelian selanjutnya, hal ini dapat memperbesar biaya pemesanan bahan
baku. Selama ini, Bolu Keyla seringkali mengalami kekurangan persediaan bahan
baku yang berakibat Bolu Keyla tidak dapat memproduksi kue bolu dengan maksimal
untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Oleh karenanya Bolu Keyla tidak dapat
mengambil kesempatan untuk memperoleh pendapatan akibat tidak tersedianya bahan
baku yang membuat Bolu Keyla tidak dapat menjual produknya kepada konsumen.
Sehingga, dalam hal ini penulis akan menerapkan metode EOQ untuk menentukan
seberapa besar persediaan bahan baku yang akan dipesan agar tidak terjadinya
kekuarang dan kapan waktu pemesanan akan dilakukan sehingga dapat mengoptimalkan
biaya pemesanan dan biaya penyimpanan persediaan.
Dari uraian diatas, terlihat
bahwa pentingnya pengaturan terhadap persediaan sehingga perencanaan dan
pengawasan yang tepat terhadap persediaan dapat membantu meningkatkan
perusahaan dalam mencapai laba, karena
persediaan juga memberikan kontribusi yang besar terhadap pendapatan
perusahaan. Untuk informasi lebih lanjut bagaimana penerapan perencanaan dan
pengawasan terhadap persediaan bahan baku dengan menggunakan metode Economic
Order Quantity (EOQ) dalam praktek pada suatu perusahaan industri, maka penulis
menetapkan judul “Analisis Perencanaan
Dan Pengawasan Persediaan Bahan Baku Tepung Terigu dan Telur Dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ)” (Studi
Kasus pada Usaha Bolu Keyla).
1.2 Perumusan
Masalah
Berdasarkan
uraian diatas, perumusan masalah difokuskan pada perhitungan perencanaan
persediaan perusahaan berdasarkan model EOQ terhadap persediaan yang akan
diteliti :
1.
Berapakah
Economic Order Quantity (EOQ) untuk
persediaan bahan baku tepung terigu dan telur pada Usaha Bolu Keyla ?
2.
Berapakah
Safety Stock dan Reorder Point (ROP) untuk persediaan bahan baku tepung terigu dan
telur pada Usaha Bolu Keyla pada perhitungan Metode EOQ ?
1.3 Batasan
Masalah
Untuk
menjaga agar penelitian ini tidak terlalu luas, maka penulis akan membatasi
penelitian ini sebagai berikut :
1.
Objek
yang diteliti adalah persediaan bahan baku tepung terigu dan telur pada Usaha
Bolu Keyla.
2.
Penelitian
ini menggunakan metode EOQ untuk menentukan jumlah pemesanan bahan tepung
terigu dan telur pada Usaha Bolu Keyla untuk tahun 2015.
3.
Data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tahun 2014 serta data pendukung
yaitu data bulan Januari 2015 hingga Mei 2015.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan
yang akan dicapai pada penelitian ini adalah :
1.
Untuk
mengetahui Economic Order Quantity persediaan bahan baku tepung terigu dan telur
di Usaha Bolu Keyla ?
2.
Untuk
mengetahui jumlah persediaan Safety Stock
dan Reorder Point persediaan bahan baku tepung terigu dan telur di Usaha
Bolu Keyla ?
1.5 Manfaat
Penelitian
1. Bagi
penulis, penelitian ini bermanfaat dalam memperluas wawasan yang berkaitan
dengan materi perencanaan dan pengawasan persediaan bahan baku dengan
menggunakan metode EOQ.
2. Bagi
perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
sebagai acuan dan bahan pertimbangan manajemen perusahaan.
3. Bagi
pihak lain, penelitian ini dapat menjadi bahan referensi untuk
penelitian-penelitian selanjutnya guna pengembangan ilmu pengetahuan
selanjutnya.
Bersambung ke Posting Berikutnya......
No comments:
Post a Comment