26 January 2016

Analisis Perencanaan dan Pengawasan Persediaan Menggunakan Metode EOQ - BAB I

Pengantar
4 postingan ke depan saya akan menuliskan penelitian metode studi kasus laporan proyek akhir  ketika menyelesaikan kuliah beberapa waktu yang lalu, semoga bermanfaat bagi yang pembaca.




BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang Masalah

            Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha dihadapkan pada resiko bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan dari pelanggannya. Hal ini terjadi karena tidak selamanya persediaan dapat tersedia setiap saat. Akibatnya, pengusaha akan kehilangan kesempatan memperoleh keuntungan yang seharusnya didapatkan. Oleh karena itu, persediaan sangat penting untuk setiap perusahaan, baik yang menghasilkan barang maupun jasa.
Persediaan bahan baku maupun persediaan barang dagang sebagai elemen utama dari modal kerja merupakan aset yang selalu dalam keadaan berputar, dimana secara terus menerus mengalami perubahan. Masalah persediaan merupakan salah satu masalah yang harus diperhatikan oleh perusahaan manufaktur ataupun perusahaan dagang karena persediaan memiliki peran yang sangat penting dalam melancarkan kegiatan operasional perusahaan. Masalah persediaan pada perusahaan manufaktur lebih rumit daripada masalah persediaan pada perusahaan bukan manufaktur. Hal ini dikarenakan jenis persediaan pada perusahaan manufaktur lebih banyak jika dibandingkan dengan jenis persediaan pada perusahaan dagang. Tingkat persediaan juga memiliki pengaruh secara langsung pada jadwal produksi dan permintaan konsumen di perusahaan manufaktur. Sebuah usaha dagang maupun manufaktur sering kali mengalami masalah persediaan, diantaranya persediaan terlalu banyak dan sebaliknya, persediaannya kurang. Oleh karena itu diperlukan manajemen persediaan untuk menganalisis tingkat persediaan yang optimum. Agar perencanaan yang dibuat dapat berjalan secara efektif dan efisien, perlu dilakukan pengawasan. Pengawasan dapat dilakukan secara fisik dengan menjaga barang tidak rusak atau dicuri, pengawasan dapat juga dilakukan melalui pemisahan fungsi antara bagian pemesanan, bagian penerimaan, bagian penyimpanan, bagian pengiriman dan bagian pencatatan.
Ada beberapa metode manajemen persediaan, diantaranya yaitu EOQ (Economic Order Quantity) dan JIT (Just in Time). Menurut Hansen dan Mowen (2007:628), just in Time adalah sistem manajemen persediaan yang memesan persediaan sesuai dengan kebutuhan pada suatu waktu saja. Namun, dalam penelitian ini, penulis memilih menggunakan metode EOQ (Economic Order Quantity). Sebagai contoh, restoran cepat saji, seperti McDonalds, menggunakan sistem JIT untuk mengontrol persediaan barang jadi mereka. Ketika seorang pelanggan memesan hamburger, maka hamburger itu diambil dari rak. Ketika jumlah hamburger mulai menipis maka juru masak mulai memasak hamburger yang baru. Namun dalam perusahaan ini tidak dapat diterapkan hal yang demikian, karena perusahaan berproduksi tidak sesuai dengan pesanan. Menurut Syamsudin (2009:294), dalam penerapannya, metode EOQ ini mempertimbangkan baik biaya-biaya operasi maupun biaya-biaya finansial serta menentukan kuantitas pemesanan yang akan meminimumkan biaya-biaya persediaan secara keseluruhan.
Usaha Bolu Keyla adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri pembuatan kue bolu yang terletak di Jalan Purwodadi Gang Cendana – Pekanbaru. Usaha Bolu keyla ini sudah berdiri sejak tahun 2008. Kegiatan utama usaha ini adalah memproduksi bahan mentah menjadi barang  jadi, yaitu kue bolu. Persediaan bahan baku yang terdapat di Usaha Bolu Keyla terdiri dari beberapa tepung terigu dan telur. Sedangkan bahan penolongnya terdiri dari mentega, coklat bubuk, susu bubuk, susu cair,  vanila, gula, tepung maizena, dan pernis. Dalam penelitian ini, penulis memilih untuk meneliti objek peresediaan tepung terigu dan telur, karena dua bahan baku tersebut merupakan bahan baku yang paling sering mengalami kekurangna dan merupakan bahan baku yang dibeli dalam jumlah besar. Untuk memproduksi sebuah kue bolu, dibutuhkan 3 ons tepung terigu dan 5 butir telur ayam ras. Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis dengan pemilik usaha ini, jumlah permintaan konsumen terhadap kue bolu tidaklah sama setiap harinya, pada hari-hari tertentu jumlah permintaan meningkat. Peningkatan pemesanan terhadap kue bolu terjadi setiap akhir pekan, hal ini karena pada setiap akhir pekan banyak keluarga yang berkumpul dan memesan kue bolu. Namun, usaha bolu keyla ini tidak memproduksi kue bolu sesuai dengan pemesanan. Produksi harian usaha ini rata-rata adalah 30 buah kue bolu. Jika permintaan pasar tinggi maka bahan baku yang dibutuhkan akan meningkat begitu juga sebaliknya.
Dalam melakukan perencanaan persediaan, Usaha Bolu Keyla berdasarkan pada bahan baku yang telah dipesan pada pemesanan sebelumnya, apabila persediaan bahan baku yang di pesan sebelumnya telah habis, maka jumlah bahan baku yang akan di pesan untuk pemesanan selanjutnya berdasarkan jumlah pemesanan sebelumnya. Sedangkan jumlah penjualan tidak sama antara bulan-bulan yang lalu dengan bulan ini. Apabila rata-rata penjualan bulan ini tinggi tetapi penjualan bulan selanjutnya rendah dapat mengakibatkan bahan baku yang telah dibeli tersimpan lama digudang. Namun, apabila rata-rata penjualan beberapa bulan yang lalu rendah tetapi penjualan bulan selanjutnya tinggi akan mengakibatkan bahan baku cepat habis sebelum waktu pembelian selanjutnya, hal ini dapat memperbesar biaya pemesanan bahan baku. Selama ini, Bolu Keyla seringkali mengalami kekurangan persediaan bahan baku yang berakibat Bolu Keyla tidak dapat memproduksi kue bolu dengan maksimal untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Oleh karenanya Bolu Keyla tidak dapat mengambil kesempatan untuk memperoleh pendapatan akibat tidak tersedianya bahan baku yang membuat Bolu Keyla tidak dapat menjual produknya kepada konsumen. Sehingga, dalam hal ini penulis akan menerapkan metode EOQ untuk menentukan seberapa besar persediaan bahan baku yang akan dipesan agar tidak terjadinya kekuarang dan kapan waktu pemesanan akan dilakukan sehingga dapat mengoptimalkan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan persediaan.
Dari uraian diatas, terlihat bahwa pentingnya pengaturan terhadap persediaan sehingga perencanaan dan pengawasan yang tepat terhadap persediaan dapat membantu meningkatkan perusahaan dalam mencapai  laba, karena persediaan juga memberikan kontribusi yang besar terhadap pendapatan perusahaan. Untuk informasi lebih lanjut bagaimana penerapan perencanaan dan pengawasan terhadap persediaan bahan baku dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) dalam praktek pada suatu perusahaan industri, maka penulis menetapkan judul “Analisis Perencanaan Dan Pengawasan Persediaan Bahan Baku Tepung Terigu dan Telur Dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ)” (Studi Kasus pada Usaha Bolu Keyla).

1.2       Perumusan Masalah

            Berdasarkan uraian diatas, perumusan masalah difokuskan pada perhitungan perencanaan persediaan perusahaan berdasarkan model EOQ terhadap persediaan yang akan diteliti :
1.      Berapakah Economic Order Quantity (EOQ) untuk persediaan bahan baku tepung terigu dan telur pada Usaha Bolu Keyla ?
2.      Berapakah Safety Stock dan Reorder Point (ROP) untuk persediaan bahan baku tepung terigu dan telur pada Usaha Bolu Keyla pada perhitungan Metode EOQ ?

1.3       Batasan Masalah

            Untuk menjaga agar penelitian ini tidak terlalu luas, maka penulis akan membatasi penelitian ini sebagai berikut :
1.      Objek yang diteliti adalah persediaan bahan baku tepung terigu dan telur pada Usaha Bolu Keyla.
2.      Penelitian ini menggunakan metode EOQ untuk menentukan jumlah pemesanan bahan tepung terigu dan telur pada Usaha Bolu Keyla untuk tahun 2015.
3.      Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tahun 2014 serta data pendukung yaitu data bulan Januari 2015 hingga Mei 2015.

1.4       Tujuan Penelitian

                        Tujuan yang akan dicapai pada penelitian ini adalah :
1.      Untuk mengetahui Economic Order Quantity  persediaan bahan baku tepung terigu dan telur di Usaha Bolu Keyla ?
2.      Untuk mengetahui jumlah persediaan Safety Stock dan Reorder Point persediaan bahan baku tepung terigu dan telur di Usaha Bolu Keyla ?

1.5       Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat dalam memperluas wawasan yang berkaitan dengan materi perencanaan dan pengawasan persediaan bahan baku dengan menggunakan metode EOQ.
2. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran sebagai acuan dan bahan pertimbangan manajemen perusahaan.

3. Bagi pihak lain, penelitian ini dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya guna pengembangan ilmu pengetahuan selanjutnya.

Bersambung ke Posting Berikutnya......

11 January 2016

Aek Matua - Rokan Hulu - Riau

Baik, perjalan ini saya lakukan pada tanggal 25 September hingga 26 September 2015 lalu (sudah lama sekali namun baru tulis sekarang wk). Berawal dari cerita malam yang berujung ke rencana jalan-jalan. Oke sebelum dokumentasi perjalanan, sedikit informasi tentang Aek Matuanya. Air terjun ini berada di Dusun Huta Padang, Kecamatan Bangun Purba, Rokan Hulu, Provinsi Riau. Letaknya di hulu sungai d wilayah Bukit Simalombu, sebuah bagian dari rangkaian dataran tinggi pegunungan Bukit Barisan. Nama Aek Martua berasal dari bahasa suku Mandailing yang artinya adalah Air Bertuah. Memang Aek Matua belum sepopuler wisata lain seperti Jogjakarta dan Bali. Namun wisata ini sayang dilewatkan jika Anda datang ke Rohul, Riau. 

Kawasan Aek Matua mempunyai luas 7.449 kilometer persegi. Disana terdapat tiga air terjun yang memiliki ketinggian yang berbeda-beda. Ketinggian mulai dari 15 sampai 40 meter.  Anda bisa bermain air dilokasi air terjun yang pertama yang  memiliki hamparan batu yang cukup luas, sedangkan air terjun kedua memiliki kolam 250 meter untuk mandi. Air terjun ketiga mempunyai ketinggian sekitar 40 meter. Anda harus memiliki keahlian panjat tebing untuk menuju air terjuan tertinggi tersebut.

Lantas, bagaimana cara agar sampai ke Air Terjun Aek Matua? Jika Anda memulai perjalanan dari Pekanbaru Anda harus melakukan perjalanan sejauh 130 kilometer ke arah utara melalui jalan lintas Sumatera. Bus maupun minibus selelalu berporasi menjadi alat yang melayani rute Pekanbaru-Pasir Pengaraian.

Sesampainya di Pasir Pangaraian, perjalanan dilanjutkan ke arah kabupaten Tapanuli Selatan. Setelah menempuh perjalanan 12 km, Anda akan sampai di Simpang Tangun. Dari sana perjalanan diteruskan dengan menyusuri jalan berjarak 6,5 km dari pintu masuk. Pengunjung akan melewati jembatan gantung dan jalan setapak di kawasan perkebunan masyarakat sejauh kurang lebih 3,5 km. Selanjutnya pengunjung memasuki kawasan hutan lindung dan harus berjalan kaki sekitar 3 km dengan kondisi jalan yang cukup curam. 

Tingkat sadar wisata warga sekitar mungkin akan mengganggu kenyamanan Anda. Karena pada sejumlah titik yang sulit ditempuh, ada warga membangun tangga dari kayu hutan, dan membuat pegangannya dari kayu atau rotan dengan mengutip imbalan Rp2.000 per orang. Pengunjung  yang biasanya hanya dikenakan Rp13 ribu untuk tiket masuk dan parkir, biasanya akan merogoh kocek hingga Rp.50.000 karena banyak warga yang melakukan pungutan liar. 

Sementara itu Rokan Hulu, merupakan kabupaten diprovinsi Riau yang melakukan pemekaran daerah pasca reformasi tahun 1998. Daerah ini, sebenarnya menyimpan banyak sekali sajian objek wisata alam, namun masih belum begitu tergali potensinya. (source : http://www.driau.com/2013/11/air-terjun-aek-matua-oase-di-tengah.html)

Berikut ini adalah beberapa potret-potret yang diambil :






* Sedikit cuplikan video https://www.youtube.com/watch?v=tcee1z7TLW0 

Pekanbaru, 11 Januari 2016

Comments system

Disqus Shortname

Powered by Blogger.